Aku Disini

Sabtu, 06 April 2013

Menikah, Cinta Sempurna


“ Menikah adalah keindahan, kecuali yang menganggapnya sebagai beban. Rumah tangga adalah kemuliaan., kecuali bagi yang memandangnya sebagai rutinitas tak bermakna. Menikah, dakwah dan jihad adalah seiring sejalan. Kecuali bagi orang-orang yang tak terkacaukan logika dan nalarnya. Menikah adalah bagian dari dua hal ini, kecuali bagi yang memandangnya buah yang dipetik atau rehat yang diambil setelah lama menjadi aktivis bujang” (Salim A.Fillah)
“Ruh-ruh itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal diantara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal diantara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah.” 
(HR Al Bukhari [3336] secara mu’allaq dari ’Aisyah, dan Muslim [2638], dari Abu Hurairah)

            Ruh itu seperti tentara. Ada sandi di antara mereka. Jika sandi telah dikenali, tak perlu banyak lagi yang diketahui. Cukup itu saja. Mereka akan bersepakat. Mereka adalah sekawan dan sepihak. Mereka akan bergerak untuk satu tujuan yang diyakini. Jadi apakah yang menjadi sandi di antara para ruh? Iman. Tentu saja. Kadar-kadarnya akan menerbitkan gelombang dalam frekuensi yang sama. Jika tak serupa, jika sandinya tak diterima, ia telah berbeda dan sejak awal tak hendak menyatu. (Ustaz, Salim A. Fillah)


"Aku telah memilihmu menjadi pendamping hidupku maka aku pun telah bersiap menghadapi segala apa yang ada pada dirimu. Entah lebih atau kurangmu.. Sebelum aku menikahimu aku telah menyadari bahwa kamu tidak akan selamanya nampak cantik di hadapanku. Suatu saat wajahmu akan kusam atau terlihat lelah karena mengurus pekerjaan rumah tangga yang menumpuk. Mungkin engkau akan bau asap karena seharian memasak di dapur. Mungkin pula engkau tidak sempat berdandan menyambutku pulang karena kesibukanmu mengurus anak-anak kita dan pekerjaan rumah. Aku tahu bahwa kamu bukanlah Khodijah yang begitu bijaksana. Kamu bukan pula Aisyah yang begitu sabar. Dan bukan pula Fatimah. Kamu hanyalah wanita biasa yang mencoba menjadikan mereka sebagai tauladan. Begitu pun aku.. Aku hanyalah lelaki biasa yang suatu saat engkau akan melihatku marah tak terkontrol. Suatu saat engkau akan melihat begitu banyak kekurangan diriku. Tapi satu hal yang aku harapkan darimu. Tetaplah setia padaku.. Jika suatu saat engkau menemui aku berbuat kesalahan, maka maafkanlah aku. Aku ingin kita saling percaya dan saling mencinta hingga menua.” (Imints Fasta)

Senin, 04 Maret 2013

Istiqamah Karena Mengilmui

Jangan dianggap sepele orang yang bisa menulis 1 hari 1 halaman tanpa ada jedah sehari pun. Bukan hanya soal kepandaia-ia bisa menyelesaikan tulisannya tapi juga pada keistiqamahan dalam melakukan pekerjaan. Menulis 1 hari 1 halaman hanya bagian kecil untuk belajar istiqamah. Ada banyak pekerjaan atau amalan yang bisa dijadikan sarana untuk belajar istiqamah. Tapi pekerjaan yang dipilih harus punya nilai pahala dan bisa pula meningkatkan kualitas. Sehingga di samping kita belajar istiqamah kita juga mendapat pahala dan peningkatan kualitas. Aku sudah membuat list gerakan amal harian yang bisa membantuku untuk istiqamah dalam amalan. Aku ingin amal yang istiqamah dan bisa belajar istiqamah dalam amalan.

Namun istiqamah perlu terus diusahakan karena demikian susahnya istiqamah. Kenapa istiqamah itu susah?. Karena akan pasti setiap orang yang menjalani rutinitas menemukan jenuh. Kalau seseorang itu tidak tahu akan manfaat apa yang dirutinitaskan, pasti ia jenuh dan kalau tidak karena ada paksaan pasti ia akan memutuskan untuk berhenti. Tapi banyak yang menjalani rutinitas itu dengan terpaksa sehingga tak bisa ia nikmati. Ada yang tetap menjalani rutinitas karena tuntutan hidup. Kita pun tentu ingin segala rutinitas yang kita lakukan khususnya ibadah bisa kita nikmati dan dilakukan dengan sadar. Oleh karena itu, kita mesti tahu betul manfaat dari apa yang kita kerjakan. Maka dalam agama diajarkan kalau kita mesti mengilmui setiap amal yang kita kerjakan. Amal yang diilmui lebih baik dari amal yang dilakukan tapi tidak tahu ilmunya. Bukan hanya berdampak pada keistiqamahan yang akan diperoleh tapi lebih daripada itu amal yang diilmui akan berefek pada diterima atau tidaknya amal tersebut. Maka sungguh, amal yang diilmui itu punya keuntungan ganda, bisa menjadi syarat diterimanya amal dan bisa menjadi spirit bagi yang melakukan untuk istiqamah.

Banyak yang tidak shalat karena ia tidak banyak tahu tentang ilmunya shalat atau ilmu tentang manfaat shalat. Tidak sedikit juga karena tidak tahu ilmunya, banyak orang shalatnya bolong-bolong,  mengakhirkan shalatnya dan melakukan sholat dengan terpaksa. Apalagi shalat itu adalah pekerjaan yang dilkukan secara berulang-ulang, mesti setiap orang akan mengalami jenuh. Kalau tidak karena ia beriman dan tahu manfaat shalat, orang banyak yang akan tinggalkan shalat. Termasuk bagian dari manfaat adalah janji pahala dan surga yang akan diberikan Tuhan bagi setiap yang shalat. Mungkin ada pertanyaan, kenapa banyak orang yang tahu manfaat shalat tapi ia juga tidak kunjung shalat?. Mengenal manfaat tidak hanya sekedar tahu saja, tapi lebih daripada itu harus mengimani manfaat yang terkandung. Ia yakin betul bahwa manfaat yang ia ketahui benar-benar ada. Dari sini kemudian orang mau dan menikmati shalatnya. Teori ini juga berlaku untuk amalan dan aktivitas pekerjaan yang lain; tahu manfaat kemudian mengimaninya. insyaAllah ia akan bisa istiqamah.

# Nuril Iman sby, 26 Sept. 2012. At : 06.43

Pengikut