Aku Disini

Jumat, 04 Januari 2013

Jangan Begadang Agar Tak Menyesal

Masyarakat kembali dikagetkan oleh peristiwa tabrakan maut yang menelan 2 korban jiwa di tanggal 1 Januari 2013. Tabrakan maut yang terjadi di Jalan Tol Jogorawi ditengarai karena pengemudinya -Muhammad Rasyid Amrullah- mengantuk akibat begadang semalam suntuk bertahunbaruan.
Tabrakan maut ini waktunya hampir sama dengan tabrakan maut yang dialami oleh Afriyani Susanti yaitu selepas shubuh. Hal ini membuktikan bahwa mereka berdua sama-sama dalam posisi mengantuk karena semalam begadang
. Masih banyak kejadian tabrakan maut yang terjadi akibat aktivitas begadang.



Begadang akhir-akhir ini sudah menjadi tradisi masyarakat khususnya muda-mudi. Entah apa yang mereka lakukan. Yang pasti bukan untuk sesuatu yang produktif. Mereka cagungan, berpesta di kafe-kafe, konvoi di jalan-jalan protokol hanya untuk bersenang-senang. Pemandangan ini bisa kita temukan di berbagai kota khususnya ketika masa liburan sekolah, malam minggu, dan malam tahun baru.

Kejadian tabrakan maut yang dialami oleh dua pemuda di atas harus menjadi pelajaran bagi kita khususnya orang tua bahwa aktivitas begadang di malam hari itu hanya membawa dampak buruk bagi pemuda. Tabrakan maut di atas hanya contoh kecil dari dampak buruk begadang. Dampak lain, pemuda-pemudi yang sering begadang malam itu terjangkit seks bebas, narkoba, mabuk-mabukan, balapan liar, dan tawuran.

Apapun alasannya, begadang yang dilakukan pemuda-pemudi saat ini hanya akan membawa penyesalan bagi yang bersangkutan dan juga orang tuanya. Penyesalan bahkan bisa berujung kepada tekanan psikis karena menganggap dirinya mempunyai masa depan suram.

Ayo, para orang tua peduli-lah dengan masa depan generasi muda. Larang-lah anaknya bergadang!

#Tulisan untuk Rubrik Gagasan Jawa Pos yang saya kirim tgl. 3 Januari 2013.

Rabu, 02 Januari 2013

Bebas Mesum di Malam Tahun Baru

Pada malam tahun baru, di berbagai kota -tak terkecuali Kota Surabaya-dimeriahkan berbagai aktivitas seperti konvoi motor, konser musik, nonton bareng, pesta kembang api, dan kegiatan lain yang bernuansa hura-hura.

Selama ini pemerintah hanya fokus memberikan suasana nyaman dan aman di malam tahun baru. Untuk itu, sebagian personel kepolisian dikerahkan. Tapi, tampaknya, pemerintah belum berpikir mengamankan warganya -khususnya di kalangan muda-mudi- dari kemungkinan bertindak asusila.

Pada malam tahun baru 2011 saya mencoba berkeliling Kota Surabaya untuk melihat aktivitas masyarakat. Ketika singgah di Taman Pelangi, saya melihat pasangan muda-mudi dengan bebasnya berbuat mesum. Mereka melakukan hal-hal yang tak semestinya. Saya kira, hal yang sama terjadi juga di banyak tempat di Surabaya.

Jika untuk menjaga keamanan dan kenyamanan acara tahun baru ada Operasi Lilin, maka mestinya ada hal yang lebih penting dari itu. Hendaknya, pemerintah menurunkan seluruh personel gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), penegak disiplin dan elemen lain yang ditunjuk untuk menyusuri sudut-sudut kota khususnya kawasan rawan yang kerap dijadikan tempat mesum. Cegahlah tindakan asusila yang dilakukan muda-mudi itu.

Langkah preventif seperti itu sudah sedikit berhasil ketika diterapkan di Taman Bungkul Surabaya. Memang, tujuan awal penempatan Satpol PP di Taman Bungkul pada malam hari itu karena Taman Bungkul berdekatan dengan makam Sunan Bungkul.

Mari, kampanye antimesum di malam tahun baru ini kita jadikan gerakan bersama dan tidak hanya mengandalkan pemerintah saja. Seluruh elemen masyarakat dihimbau untuk berani menegur jika dijumpai muda-mudi melakukan hal-hal yang yang tak pantas.

Ayo, peduli pada sekitar kita. Peduli-lah terhadap perkembangan akhlaq muda-mudi kita. Jadikan malam tahun baru 2013 bebas mesum.

# Tulisan ini saya kirim untuk Rubrik Gagasan Jawa Pos tgl. 30 Des 2012, tapi belum bisa dimuat. 
Tapi tak menciutkan nyali untuk terus menulis dan menulis. 

Berdakwah lewat menulis.


Pengikut