Memang masih abstrak
keinginan-keinginan ini. Bahkan saat ini sudah tak begitu banyak keinginan.
Yang ada bagaimana saya bisa segera keluar dari kemelut diri. Sibuk memperbaiki
diri sehingga kadang terabaikan segala keinginan yang dulu sempat terpatri.
Kalau pun masih ada keinginan itu, tak tentu jelas kemana kaki ini akan
melangkah. Aku begitu bingung mencari tahu bagaimana caranya. Kalau pun kadang
ada, aku mengira itu bukan jalannya karena bagiku jalan itu tak mungkin membuatku
gelisah. Sedangkan kalau harus mencari jalan yang lain tak terbersit sama
sekali. Kalau pun ada, aku hanya mengira saja disitu aku tidak akan temukan
gelisah. Seperti yang kukatakan berulang-ulang, aku ingin memulai start dari
nol dan memulai segalanya dengan indah. Tapi mungkinkah aku mundur dahulu untuk
mengambil langkah?. Tidakkah aku melangkah dari sekarang saja. Perbaiki yang
ingin diperbaiki bersamaan dengan tetap berjalan. Jadi tak usah menunggu untuk
berhenti terlebih dahulu. Terlalu lama dan bikin aku akan ketinggalan jauh dari
yang lain dan pasti akan semakin sedikit waktu yang aku punya. Walau masih ada
dalam pikir ini kalau aku bisa melangkah kelak, pasti semua akan terlewati dan
aku bisa mengimbangi mereka-mereka atau bahkan aku dahulu yang di depan seperti
dahulu aku di depan namun kini aku yang di belakang karena aku menolak dan
menyia-nyiakan waktu yang ada. Aku kaget ketika mereka yang dahulu di
belakangku, kini telah maju beberapa langkah di depanku. Aku meringis dan iri.
Akankah aku masih mau menunggu dan bermain-main dengan ini?. Sampai pada
akhirnya aku akan menemukan diri dalam keadaan yang sebenar-benarnya kalah dan
yang membuat kecewa segala macam kebahagian itu akan direbut oleh orang lain
dan tak menjadi milikku lagi. Aku hanya bisa mengisap jempol menertawakan
sekaligus akan menangis dengan kekalahan sendiri.
Saat ini, tak usahlah berbicara
banyak tentang takdir karena kau sendiri tak tahu maknanya. Lakukan yang
terbaik menurutmu dan tentu patuhi segala ketentuannya insyaAllah semua akan
terkabul dan takdir yang baik sajalah yang akan memihakmu. Kalau kau tak segera
membuang dan menganti pemahamanmu tentang takdir, hidayah dan Tuhan,- kau
benar-benar akan menemukan kekalahan total dan kau akan terpenjara oleh dirimu
sendiri. Sampai pada akhirnya kau akan menjadi sufi “karbitan” yang dipaksa
karena memang aqidahmu yang salah. Kau lari dan ketakutan menuju kesana. Jangan
bilang itu akan menjadi kuat dan membumi dalam dirimu. Sekali saja ada hal yang
akan mengantarkanmu pada kebahagian walau jelas itu menentang jalan Tuhanmu,kau
pasti akan menyambut dengan bahagia. Tak usah jauh, sekarang kau mengalami hal
itu. Kau hampiri Tuhan karena kau takut, ketika takut itu hilang dan ada
kesempatan bahagia bersamamu-kau pasti meninggalkan jalan Tuhanmu. Sejenak saja
kau rasakan kebahagiaan itu, kau akan menyesal dan gelisah sepanjang masa tanpa
kau tahu bagaimana cara mengobatinya. Dengan mendekat pada-Nya?. Sudah tak
mampu, karena kau lakukan kesalahan demi kesalahan itu dengan sempurna matamu melihat
Tuhan dan telingamu mendengar seruan-Nya tapi kau enyahkan. Untung saja kau
masih punya rasa menyesal dan gelisah dengan tindakanmu itu. Karena itu
pertanda kau masih sekerat iman yang tersisa. Kalau tidak kau akan bahagia
selamanya tanpa jalan Tuhanmu itu dan setelahnya kau akan merasakan sakit yang
tak terhingga karena untuk kembali sudah tertutup rapat dan sama sekali menjadi
gelap untuk kau jalani.
Ingat dalam memorimu, bagaimana
bisa kasih sayang Tuhan itu masih ada saat kau ingin mengejar kebahagiaan itu tanpa
jalan-Nya?.
(Surabaya, 14 Desember 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar