Aku Disini

Selasa, 21 Agustus 2012

Oh… Tuhan!

Tuhan, tanpa-Mu bagaimana hamba bisa. Andai saja Engkau tinggalkan hamba bagaimana hamba bisa bertahan. Sedangkan Engkau Mengetahui bahwa hamba ini begitu lemah dan rapuh. Dengan sisa diri-Mu saja hamba merasa tak mampu berbuat dan seolah telah hilang segalanya. Bagaimana lagi jika Engkau telah sempurna hilang dalam pandangan dan hati hamba. Aku sudah tak bisa lagi menuntut bahkan meminta dalam doa. Aku ingin pasrah total pada-Mu namun jangan biarkan ini menjadi pertanda ketidak sempurnaan iman hamba atau signal bahwa hanya sebentar lagi waktu kebinasaan itu. Jangan ya Allah. Jadikan ini sebagai proses hamba menuju-Mu. Walau sangat terlambat tak apa ya Allah, aku terima asal pada akhirnya aku bias temukan diri-Mu dengan sempurna sehingga nafas dan detak jantung ini adalah asma-Mu. 

Tak bisa kuungkapkan lagi pada-Mu atau pada semua. Semuanya sudah terasa hampa dan sirna dari hati. Hanya agar Engkau hadir dan menetapkan diri dalam hati yang semakin melemah ini. Jangan jadikan ini pertanda bahwa semua proses yang harus aku lalui ini akan berakhir. Karena Engkau mengetahui tentang hamba yang lemah dan tak mungkin lagi meneruskan-Nya. Atau ini karena sikap hamba yang meratap saat Engkau tempatkan pada jalan terjal dan melelahkan ini sehingga Engkau kabulkan ratapan ini. Bukan Engkau yang salah namun hamba. Karenanya aku tak mungkin bisa jika lepas dari bimbingan-Mu atau sekedar Engkau berikan hamba kekuatan untuk bertahan, sampai pada akhirnya adalah benar janji-Mu pada hamba; pastilah Engkau berikan yang terbaik bukan yang hamba rengekkan namun tak baik untuk hamba.

Rabb, bimbing hamba agar bisa tak melenceng sedikit saja hati hamba ini. Hamba benar takut sekali keluar dari penjagaan-Mu. Hamba sangat berharap Engkau menjagaku. Engkau Maha Mengetahui segala apa yang terjadi atau segala yang hamba tidak tahu. Jika hamba berjalan sendiri tanpa bimbingan-Mu bagaimana hamba bisa berjalan sedangkan penglihatanku ini begitu kabur. Bukan benturan keras yang akan hamba takutkan namun bagaimana jika hamba salah arah sehingga jalan menuju-Mu semakin tak kunjung kutemukan.

Engkau yang Mengetahui bagaimana hamba sampai saat ini masih tetap bertahan, mempertahankan-Mu dalam lelah dan sakit karena kebodohanku.

Surabaya, 30 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Pengikut