Hem, aku tidak tahu apa yang
harus aku katakan pada-Mu. Kadang ada rasa bahagia yang tiba-tiba menyelinap
dalam jiwa ini. Entah karena apa aku juga tidak tahu. Yang pasti aku yakin ini
datangnya dari Engkau.
“Rabb, jangan Engkau hilangkan kesempatan hamba untuk mengenal-Mu lebih jauh dari proses ini. Aku akan ikuti alur cerita hidup ini. Bantu hamba untuk menyusun perjalanan ini agar endingnya sampai pada-Mu. Aku punya hak tentukan alur ini namun Engkau yang punya prerogative untuk membimbing dan mengesahkan”.
“Rabb, jangan Engkau hilangkan kesempatan hamba untuk mengenal-Mu lebih jauh dari proses ini. Aku akan ikuti alur cerita hidup ini. Bantu hamba untuk menyusun perjalanan ini agar endingnya sampai pada-Mu. Aku punya hak tentukan alur ini namun Engkau yang punya prerogative untuk membimbing dan mengesahkan”.
Hei, hidup kalau dinikmati
ternyata asyik juga ya. Asal,-kalau aku sih syaratnya ada Tuhan dalam
perjalanan ini walau dalam kondisi seburuk apapun. Karena pada akhirnya Allah
pasti akan berikan jalan keluarnya juga, sampai kita ada pada ujung jalan yang
kita tempuh. Jalan yang kita tempuh pasti akan ada ujungnya. Aku ingin jalan
demi jalan yang aku tempuh ini berujung pada ditemukannya DIA. Sampai aku
menemukan DIA dengan wajah yang sempurna. Hem, indahnya saat-saat menemukan DIA
dalam kondisi yang sempurna. Sekarang aja dalam kondisi kepengen akan itu,-aku
bahagia. Apalagi kalau aku benar-benar sampai pada saatnya aku temukan DIA
dalam kondisi yang sempurna.
“Semoga, aamiin berikan itu padaku Rabb, karena tak ada tujuan akhir dari hidup ini kecuali Engkau, tidak yang lain. Kalau pun ada yang lain itu hanya sarana penghantar menuju-Mu”.
Saat ini aku ingin bebaskan diri
dari belenggu selain-Nya, menuju dengan sempurna pada-Nya, kembali istiqamah
walau begitu beratnya. Setiap kali aku selesai berjanji pada diri ada saja
kondisi yang menarikku untuk kembali larut dalam rasa yang tak tentu dan
terpuruk dengan sangat yang memungkinkanku untuk lupa pada-Nya dan lupa pada
janji diri. Eits, sebenarnya bukan lupa sih tapi aku lakukan semuanya dengan
sadar tapi diri seolah tak mampu untuk bertahan dalam keistiqamahan itu. Entah
kenapa?. Inikah sudah dari-Nya sehingga buat aku hanya bisa berdoa. Atau dengan
adanya kesadaran dalam diri ketika melakukan berarti Allah beri kesempatan padaku
untuk belajar dan berjuang agar aku mengiyakan kesadaran itu daripada
memperturutkan ketidak berdayaanku. Hem, aku benar-benar belajar dan aku sadari
proses belajarku sangat lambat ketimbang yang lain. Bukan maksud untuk tak
bersyukur sih karena proses belajarku benar-benar kuat membentukku, menghujam
sekali. Hanya sepertinya aku juga harus berusaha sekuat tenaga agar proses
belajar agak sedikit lebih cepat agar aku benar-benar tak rugi. Masak iya
diberi waktu dan jatah kesempatan yang sama tapi aku kalah berprestasi dari
yang lain. Hingga keinginanku untuk menemukan DIA dalam kondisi yang sempurna
itu tak bisa sepenuhnya aku rasakan atau bahkan gagal karena bagiku prestasi
belajar dalam proses perjalanan ini menentukan kualitas perjumpaan dengan-Nya.
Bukankah orang yang lebih cepat belajar dan berprestasi itu lebih banyak yang
ia dapat sehingga sangat meyakinkan dia adalah pribadi yang berkualitas
daripada yang lain?. Mengerti kan apa maksudku ini?. Kalau belum mengerti
sepertinya engkau juga harus mengikuti jalanku. Hehe, maksudku kau rasakan
perjalanan ini. Heh, gayanya!
Aku sebenarnya hanya ingin
tegaskan pada semuanya kalau hidup ini mesti harus dijalani apapun kondisinya,
seburuk dan sepahit apapun atau bahkan kau sudah tak kuat lagi menanggung beban
demi beban yang sengaja DIA berikan padamu. Jalani dan hadapi saja. Kata Bang
Iwan Fals; hadapi saja, ambil hikmahnya, ambil indahnya. Namun sekali lagi
dengan satu syarat, jangan hilangkan DIA dalam hati ini walau sebenarnya hati
ini mengingkari dan menafikkan keberadaan-Nya karena kotornya hati dan lemahnya
iman ini. Tak apalah,-kau pertahankan DIA walau harus kau hadapi gelisah karena
itu bertentangan dengan hatimu. Aku yakin pasti kau temukan jua DIA pada
akhirnya. Ya pasti kau temukan sedikit demi sedikit. Jangan bersedih jika kau
melihat-Nya hanya separuh saja, jangan pesimis dan jangan berputus asa karena
ketika engkau bertahan, aku yakin dalam proses atau ujung dari proses ini kau
pasti temukan wajah-Nya dengan sempurna. So, jangan berhenti belajar dan istiqamah
mempertahankan-Nya.
Surabaya, 05 Januari
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar