Aku Disini

Selasa, 28 Agustus 2012

Karena-Mu Aku Bahagia

Hem, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan pada-Mu. Kadang ada rasa bahagia yang tiba-tiba menyelinap dalam jiwa ini. Entah karena apa aku juga tidak tahu. Yang pasti aku yakin ini datangnya dari Engkau.

“Rabb, jangan Engkau hilangkan kesempatan hamba untuk mengenal-Mu lebih jauh dari proses ini. Aku akan ikuti alur cerita hidup ini. Bantu hamba untuk menyusun perjalanan ini agar endingnya sampai pada-Mu. Aku punya hak tentukan alur ini namun Engkau yang punya prerogative untuk membimbing dan mengesahkan”.

Hei, hidup kalau dinikmati ternyata asyik juga ya. Asal,-kalau aku sih syaratnya ada Tuhan dalam perjalanan ini walau dalam kondisi seburuk apapun. Karena pada akhirnya Allah pasti akan berikan jalan keluarnya juga, sampai kita ada pada ujung jalan yang kita tempuh. Jalan yang kita tempuh pasti akan ada ujungnya. Aku ingin jalan demi jalan yang aku tempuh ini berujung pada ditemukannya DIA. Sampai aku menemukan DIA dengan wajah yang sempurna. Hem, indahnya saat-saat menemukan DIA dalam kondisi yang sempurna. Sekarang aja dalam kondisi kepengen akan itu,-aku bahagia. Apalagi kalau aku benar-benar sampai pada saatnya aku temukan DIA dalam kondisi yang sempurna.

“Semoga, aamiin berikan itu padaku Rabb, karena tak ada tujuan akhir dari hidup ini kecuali Engkau, tidak yang lain. Kalau pun ada yang lain itu hanya sarana penghantar menuju-Mu”. 

Saat ini aku ingin bebaskan diri dari belenggu selain-Nya, menuju dengan sempurna pada-Nya, kembali istiqamah walau begitu beratnya. Setiap kali aku selesai berjanji pada diri ada saja kondisi yang menarikku untuk kembali larut dalam rasa yang tak tentu dan terpuruk dengan sangat yang memungkinkanku untuk lupa pada-Nya dan lupa pada janji diri. Eits, sebenarnya bukan lupa sih tapi aku lakukan semuanya dengan sadar tapi diri seolah tak mampu untuk bertahan dalam keistiqamahan itu. Entah kenapa?. Inikah sudah dari-Nya sehingga buat aku hanya bisa berdoa. Atau dengan adanya kesadaran dalam diri ketika melakukan berarti Allah beri kesempatan padaku untuk belajar dan berjuang agar aku mengiyakan kesadaran itu daripada memperturutkan ketidak berdayaanku. Hem, aku benar-benar belajar dan aku sadari proses belajarku sangat lambat ketimbang yang lain. Bukan maksud untuk tak bersyukur sih karena proses belajarku benar-benar kuat membentukku, menghujam sekali. Hanya sepertinya aku juga harus berusaha sekuat tenaga agar proses belajar agak sedikit lebih cepat agar aku benar-benar tak rugi. Masak iya diberi waktu dan jatah kesempatan yang sama tapi aku kalah berprestasi dari yang lain. Hingga keinginanku untuk menemukan DIA dalam kondisi yang sempurna itu tak bisa sepenuhnya aku rasakan atau bahkan gagal karena bagiku prestasi belajar dalam proses perjalanan ini menentukan kualitas perjumpaan dengan-Nya. Bukankah orang yang lebih cepat belajar dan berprestasi itu lebih banyak yang ia dapat sehingga sangat meyakinkan dia adalah pribadi yang berkualitas daripada yang lain?. Mengerti kan apa maksudku ini?. Kalau belum mengerti sepertinya engkau juga harus mengikuti jalanku. Hehe, maksudku kau rasakan perjalanan ini. Heh, gayanya!

Aku sebenarnya hanya ingin tegaskan pada semuanya kalau hidup ini mesti harus dijalani apapun kondisinya, seburuk dan sepahit apapun atau bahkan kau sudah tak kuat lagi menanggung beban demi beban yang sengaja DIA berikan padamu. Jalani dan hadapi saja. Kata Bang Iwan Fals; hadapi saja, ambil hikmahnya, ambil indahnya. Namun sekali lagi dengan satu syarat, jangan hilangkan DIA dalam hati ini walau sebenarnya hati ini mengingkari dan menafikkan keberadaan-Nya karena kotornya hati dan lemahnya iman ini. Tak apalah,-kau pertahankan DIA walau harus kau hadapi gelisah karena itu bertentangan dengan hatimu. Aku yakin pasti kau temukan jua DIA pada akhirnya. Ya pasti kau temukan sedikit demi sedikit. Jangan bersedih jika kau melihat-Nya hanya separuh saja, jangan pesimis dan jangan berputus asa karena ketika engkau bertahan, aku yakin dalam proses atau ujung dari proses ini kau pasti temukan wajah-Nya dengan sempurna. So, jangan berhenti belajar dan istiqamah mempertahankan-Nya. 

Surabaya, 05 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Pengikut