Semakin besar kesulitan, sangat besar kemungkinan keyakinan
seseorang pada Tuhannya bertambah.
Semakin besar kemudahan, sangat besar kemungkinan keyakinan
seseorang pada Tuhannya bertambah.
Kesulitan dan kemudahan sejatinya adalah ujian bagi
keyakinan.
Jika ia semakin yakin pada Tuhannya saat ia sulit atau
mudah, maka itulah keberuntungan.
Namun jika dengan kesulitan dan kemudahan ia semakin tipis
keyakinan atau tidak sama sekali, maka itulah bencana besar kerugian.
Lantas, pada posisi manakah kita akan bertambah keyakinan?
Apakah setiap orang sama dalam kondisi mudah atau sulit ia
akan bertambah keyakinan?
Hanya Tuhan Yang Maha Tahu, dengan kemudahankah atau
kesulitankah yang akan menghantar penambahan iman kita?.
Dalam naluri kemanusiaan kita, pastilah kita akan meminta
pada-Nya; “Rabb, jika Engkau berikan aku rasa sulit kemudian yakin ini
bertambah pada-Mu, sungguh itu lebih aku sukai daripada Engkau berikan aku
kesulitan lalu bertambah yakinku.”
Namun sifat kemanusian kita bertentangan. Waktu sulit kita
yakin dan ingat pada-Nya, waktu mudah kita kufur dan lupa.
Kalau dasarnya sudah beriman, dalam kondisi sulit atau mudah
semuanya pasti menghantar seseorang untuk tambah yakin kepada-Nya.
Aku pun yakin kalau seseorang berhasil bersabar dalam
kondisi sulit kemudian dengan itu ia bertambah imannya, maka besar kemungkinan
begitu pula saat ia diberi kemudahan; ia bersyukur kemudian dengan itu ia
bertambah imannya.
Dalam posisi apapun kita saat ini, ingat dan ingatlah
keberadaan Tuhan untuk kita.
Kalau kita dalam keadaan sulit, bersabarlah dan ingatlah
pada ke-Maha Besaran-Nya bahwa DIA akan cukup berkata untuk satu kemudahan
untuk kita.
Kalau kita dalam keadaan mudah, bersyukurlah dan takutlah
akan ancaman-Nya kalau kita kufur sangat cepat Tuhan akan mengambil keputusan
untuk mengambil nikmat kemudahan dari kita sekejap mata.