Aku Disini

Rabu, 28 November 2012

Pilih dalam Kondisi Sulit atau Mudah kita Meyakini-Nya?


Semakin besar kesulitan, sangat besar kemungkinan keyakinan seseorang pada Tuhannya bertambah.
Semakin besar kemudahan, sangat besar kemungkinan keyakinan seseorang pada Tuhannya bertambah.
Kesulitan dan kemudahan sejatinya adalah ujian bagi keyakinan.
Jika ia semakin yakin pada Tuhannya saat ia sulit atau mudah, maka itulah keberuntungan.
Namun jika dengan kesulitan dan kemudahan ia semakin tipis keyakinan atau tidak sama sekali, maka itulah bencana besar kerugian.
Lantas, pada posisi manakah kita akan bertambah keyakinan?
Apakah setiap orang sama dalam kondisi mudah atau sulit ia akan bertambah keyakinan?
Hanya Tuhan Yang Maha Tahu, dengan kemudahankah atau kesulitankah yang akan menghantar penambahan iman kita?.
Dalam naluri kemanusiaan kita, pastilah kita akan meminta pada-Nya; “Rabb, jika Engkau berikan aku rasa sulit kemudian yakin ini bertambah pada-Mu, sungguh itu lebih aku sukai daripada Engkau berikan aku kesulitan lalu bertambah yakinku.”
Namun sifat kemanusian kita bertentangan. Waktu sulit kita yakin dan ingat pada-Nya, waktu mudah kita kufur dan lupa.  
Kalau dasarnya sudah beriman, dalam kondisi sulit atau mudah semuanya pasti menghantar seseorang untuk tambah yakin kepada-Nya.
Aku pun yakin kalau seseorang berhasil bersabar dalam kondisi sulit kemudian dengan itu ia bertambah imannya, maka besar kemungkinan begitu pula saat ia diberi kemudahan; ia bersyukur kemudian dengan itu ia bertambah imannya.
Dalam posisi apapun kita saat ini, ingat dan ingatlah keberadaan Tuhan untuk kita.
Kalau kita dalam keadaan sulit, bersabarlah dan ingatlah pada ke-Maha Besaran-Nya bahwa DIA akan cukup berkata untuk satu kemudahan untuk kita.
Kalau kita dalam keadaan mudah, bersyukurlah dan takutlah akan ancaman-Nya kalau kita kufur sangat cepat Tuhan akan mengambil keputusan untuk mengambil nikmat kemudahan dari kita sekejap mata. 

Surabaya, 14 Muharram 1434 H

Tidak ada komentar:

Pengikut