Tapi ingat, bahwa segala sesuatu
harus dimulai dari nol, bahwa segala sesuatu harus melalui proses. Semua pasti
berlaku hukum sunnatullah, tentunya dengan seizin-Nya. Saat kita bercita-cita
ingin punya perusahaan besar maka hukum sunnatullah-nya kita harus punya
pengalaman memulai dari menjadi karyawan diberbagai perusahaan, dari pengalaman
menjadi karyawan biasa sampai jabatan tertentu dalam sebuah perusahaan. Baru
setelah itu kita mulai bangun perusahaan dari kecil dengan karyawan yang
sedikit, tanpa manajemen yang rumit dan tidak banyak yang tahu. Seiring dengan
berjalannya waktu sesuai dengan banyaknya pengalaman mendapat rintangan dan
kegagalan, baru kemudian perusahaan yang kita dambakan perlahan dikenal orang,
menambah karyawan, dan menggunakan manajemen modern. Sampai pada akhirnya
perusahaan yang kita dambakan benar-benar tercapai.
Kenapa kita harus melalui semua
proses itu?. Biar kita tidak lupa ketika cita-cita tercapai, kita merasakan
nikmat yang sangat sehingga kita bersyukur dengan sangat pada-Nya. Karena
sangat beda seseorang yang mendapatkan sesuatu dengan usaha keras ditambah
dengan banyak rintangan dengan seseorang yang mendapat sesuatu secara instan.
Orang yang pertama akan merasakan betapa nikmatnya sesuatu itu. Jika ia orang beriman,
ia akan bersyukur betapa sayangnya Allah memberi sesuatu kepada dirinya, Ia
akan menggunakan pemberian Allah itu dengan baik dan sangat ringan tangan untuk
berbagi. Sedangkan orang kedua ada kecenderungan untuk menganggap sepele pemberian
Allah berupa kesuksesan itu, ia tidak akan bersyukur karena ia mendapatkannya
dengan mudah. Ia cenderung untuk menghamburkan harta dan mungkin ia pun engggan
untuk berbagi. Tapi bisa jadi pula ada hukum terbalik, orang pertama akan sulit
untuk berbagi karena ia merasa mendapat sesuatu itu dengan susah payah.
Sedangkan orang kedua sangat ringan berbagi karena ia merasa ia dapatkan sukses
itu dengan mudah. Maka, kuncinya tetap ada pada iman. Orang bekerja dan
berusaha keras tapi dengan bekal iman.
Karena Allah yang ciptakan
sunnatullah, maka Dia pula yang punya hak mengijinkannya. Karena tidak sedikit
orang yang bekerja dan berusaha keras tapi tidak mendapatkan apa-apa atau ia
sedikit mendapatkan hasilnya. Sedangkan orang yang usahanya tidak seberapa atau
yang sama sekali tidak berusaha tapi ia mendapatkan sesuatu atau lebih banyak
daripada orang yang punya usaha keras. Kita sebagai orang beriman harus mengimbangi
usaha keras kita dengan doa atau bahkan lebih banyak doa dan dekatnya
dengan-Nya. Karena Dialah yang punya kurnia sesuatu dan Dia pula pemegang hak untuk
memberi kurnia itu. Oleh karena itu, bisa jadi-bagi orang beriman
khususnya-tidak berlaku hukum sunnatullah untuk menguji dan memberikan
keistimewaan. Ada orang beriman yang usahanya keras tapi tetap biasa. Ini untuk
menguji bahwa segalanya atas izin Allah atau sebagai bentuk teguran agar ia
lebih dekat pada-Nya untuk meminta. Ada pula beriman yang usahanya tidak
seberapa tapi dapat kurnia sesuatu yang besar. Ini keistimewaan karena ia dekat
dan banyak meminta pertolongan hanya kepada-Nya. Maka kunci yang kedua, ada banyak
meminta dan berharap hanya pada-Nya dengan doa dan bentuk kedekatan yang lain
pada-Nya. Idelnya, orang beriman yang bekerja dan berusaha keras kemudian ia
merapat dan banyak meminta hanya pada-Nya.
Yuk beriman!
Yuk berusaha keras!
Yuk dekat dan berdoa pada-Nya!
InsyaAllah akan kita raih sukses bersama-Nya.
Menikmati sukses juga bersama-Nya.
#Kebonsari, 03 September 2012. At : 20.26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar