Sejak bulan September ini tak
seperti biasanya aku tidak sama sekali update status FB. Padahal fasilitas
modem untuk on-line setiap saat sudah ada. Aku malu menulis status yang
sejatinya itu bukan kepribadianku dan tidak sepenuhnya aku lakukan. Aku
sendiri juga tidak tahu kenapa aku begitu lihai merangkai kata-kata penuh
hikmah dan sarat dengan spiritual dan sufistik. Aku benar-benar malu khususnya
pada beberapa orang yang tahu betul tentang tingkah laku burukku. Kalau ke
Tuhan sih gak malu-malu amat, mungkin karena iman begitu dangkalnya.
Astagfirullah, jangankan malu akan soal update status yang tidak sepenuhnya
mencerminkan aku, melakukan dosa aku sudah serasa biasa saja. Seolah Tuhan
tidak apa-apa dengan kelakuan dosaku. Maksudnya aku tak merasakan kehadiran
Tuhan alias takut dan malu ketika aku berdosa.
Andai saja-tapi semoga saja
tidak-beberapa orang yang tahu tentang diriku sebenarnya termasuk Tuhan
membeberkan aib-aibku, pasti setiap orang jengah melihat, mendengar dan membaca
setiap status-statusku karena aku munafiq. Tidak bisa aku bayangkan betapa
malunya aku karena pengetahuan orang tentang diri ini jauh berbeda 3600 dari
keadaan diriku yang sebenarnya. Makanya sekarang aku malu update status yang
memungkinkan orang melihat dan membaca. Kalau pun terbesit kata-kata atau
kalimat dalam pikiran ini, cukup aku tulis di laptop saja. Biar aku saja yang
tahu dan Tuhan. Bukan aku tidak mau berbagi nasehat kebaikan tapi aku tidak mau
bernasehat sedang diri ini jauh dari kebaikan. Aku tidak mau banyak menganggap
baik diri ini hanya karena status update`Q. Walaupun tetap sebagai karunia
banyak yang suka dan mengangap aku orang baik. Tapi aku tidak mau munafiq. Tapi
bukan berarti aku mau Tuhan membeberkan siapakah sebenarnya diri dengan
tersingkapnya aib-aibku. Aku tetap memohon perlindungan pada-Nya agar DIA tetap
berkenan menutupi aib dan kekurangan diri dibarengi dengan permohonan agar aku
bisa segera baik tidak hanya dalam ucap tapi juga hati, pikiran, dan tindakan.
"Jangan pernah menilai
sesuatu sebelum kau selesai urusan dengannya. Sebelum mengenal baik. Sebelum
selesai mendengarkan atau selesai membaca semuanya." --Tere Liye, novel
'Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah'. Maka seperti itu pula, stop buru-buru
menilaiku hanya karena kau membaca update statusku, pesan singkatku (SMS),
nasehat-nasehat kebaikan dariku, dan apa yang kau lihat, kau dengar dari yang
tampak lahir dari diriku. Aku update status, SMS, bernasehat dan menampakkan
kebaikan lahir di depanmu karena “Biar Aku Malu dengan Update Status Update`Q,
SMS, Nasehat Kebaikan dan segala yang tampak baik di depanmu”. Aku malu jika
aku munafiq padamu.
So, telah seharusnya kita tidak
buru-buru menilai seseorang termasuk kau dalam menilaiku sebelum segala urusan
demi urusan itu selesai. Biarkan waktu yang membenarkan penilaianmu. Karena
pastilah kau akan mengetahui tentangku jika kita telah lama bersama. (Hehe,
jadi lebay dot com)
# Nuril Iman Sby, 06 Sept 2012.
At : 13.39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar